Selasa, 20 Januari 2015

Dokumentasi Isro' mi'roj Nabi





Curahan Hati Seorang Asatidz TPQ
     Memang kalau dibayangkan perjuangan dan pengorbanan kami para asatidz untuk membimbing mereka lumayan sulit. Di sisi lain kami semua adalah seorang pelajar aliyah, atau MAN 3 Kediri tepatnya, yang bila dirasa waktu harus terbagi sangat adil antara sekolah dan mengajar di TPQ.
“Walaupun rasa lelah datang setelah sepulang sekolah, pekerjaan sekolah menumpuk, piket di pondok, aku harus tetap semangat. Kami para asatidz berjuang dijalan Allah untuk menumpas buta huruf Al-Qur’an dan berbagi secercah ilmu yang kami pahami kepada santri TPQ kami.”,batinku begumam penuh keyakinan.
                        ***
 “Tepuk Do’a!!..prok-prok, Aku mau do’a prok-prok.. Supaya do’aku dikabulkan oleh Allah.. prok-prok tanganku menengadah .. prok-prok.. mataku terpejam... hayo, semuanya harap tenang, Du’a an!!..”, kata pak Rohman, ketika memeberi intruksi untuk berdo’a.
Ya seperti itulah, setiap akan mengaji kami awali dengan do’a bersama,tepuk do’a, tepuk anak soleh, melantunkan kalamun Qodim.
“Siapa nama Nabimu yang agung2x...Muhammad!!!
Nabi akhiru zaman penuntun umat islam..
Siapa nama Nabimu agung.., Muhammad”,ajakku agar mereka semangat dan tidak ramai lagi.

                        ***
Peringatan isro’ mi’roj bersama santri-santri Al Mu’thi dan Al Istiqomah masih sangat terkenang. Berminggu-mingu kami dari asatidz asatidz dari TPQ masing-masing melatih mereka  untuk mempersiapkan persembahan dari TPQ kami. Dari berlatih rebana, menari,dan bernyanyi.
“Ayo mbak, mas hari ini kita latihan ya, yang bagian menari sama bu Ulin dan yang bernyanyi sama bu Nova, kata bu Nova memahamkan.”
Tepatnya pada tanggal 27 Mei 2014 kami akan menampilkan santri-santri kami.
“Memang wajar namanya anak-anak ketika latihan pasti ada saja tingkah lucu mereka, dari mengeluh bu capek!,bu..lapar!, bu haus!”, kata bu Firda asatidz sari Al Istiqomah.
“Namun semangat mereka, saya acungi jempol bu fir, ketika saya belum datang latihan, pasti ada dari mereka yang bergegas kepondok untuk mencari dan diajak untuk latihan”ujar saya dengan semangat.
Ketika waktunya sudah tiba pentas. Ya lumayanlah.. tak sia-sia kami melatih mereka, mereka menunjukkan penampilan terbaik mereka.
          “Bu Iin, lihat itu santri Istiqomah tampil, wah keren bu, vokal dan rebananya sangat kompak”, bisikku pada bu Iin.
“Iya, bu Ulin, walaupun saat latihan ya kesulitan, terkadang ada aja salah satu dari mereka yang tidak hadir, tapi karena semangat, mereka dapat menutupi kekurangan mereka.”
Tidak kalah seru ketika akan menyanyikan lagu Qod Ansoha,pak Rojabi, pak Rijal, serta pak Rohman bergegas menata para santri dari Tpq Al-Mu’thi dan Al-Istiqomah di panggung.Ada yng lari, ada yang nangis, ada yang langsung bersiap menata diri. macam-macam deh tingkahnya.
“Nggak apa-apa bu, namanya juga anak-anak kalau dipaksa-paksa nanti malah berontak dan nangis, ya semampunya aja kita mengaturnya” ujar bu Nova padaku.”
                  ***
“Qod ansoha lii abii, wa robbat bi khusnihaa..Ummi wa arsatani.... ustad wal mu’alimi....”,latunan lagu qod ansoha yang dinyanyikan para santri dengan kompak dan lantang, di selingi dengan puisi.
Kami berempat,saya, bu Nova, bu Iin, dan bu Firda hanya bisa tersenyum sembari mengingat-ingat, perjuangan kami para asatidz untuk melatih mereka,terpontang panting harus mencarikan kostum untuk tampil untuk rebana dan menari, harus merias mereka satu persatu.
“Haduuhhh, capek sih kalau dibayangin.. tapi ketika mereka tampil membuat hati jadi terenyuh, aku bangga pada mereka” batinku berkata.
Setelah acara demi acara berlangsung anak-nak juga pada ngantuk, ada yang lari-larian ada yang dengerin ceramah waktu itu sambil makan jajan di kotak. Penceramahnya seru, beliau menggunkan media wayang, beliau menerangkan dengan telaten gambar wanyang tersebut kaitan antara wayang dengan kehidupan sehari-hari.
          “Acara sudah selesai, waktunya bersih-bersih masjid Al-Husna dan halamannya, sampahnya berserakan ayo kita bersihkan bu fir.”,ajakku.
          “Mbak-mbak, guru TPQ ayo makan dulu di mushola Al-Mu’thi.”, kata seorang bapak mengajak kami berempat.
Haduuh, nggak nyangka setelah makan kami masih diberi jajan kotakan banyak, Alhamdulillah, nanti bisa dibagi sama temen-temen di pondok. Semoga secercah pengabdian kami, kelak memberi manfaat kepada kami, agama kami, serta Indonesia tanah air tercinta.Amiiin..3x Ya robbal 'alamin.


Dokumentasi







         



Tidak ada komentar:

Posting Komentar